The Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) mengumumkan temuan ‘solid evidence’ dari kemunculan varian Deltacron. GISAID merupakan organisasi yang menghimpun data varian virus di dunia. Varian ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan di Prancis. Kemunculan varian ini juga dikonfirmasi oleh Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis untuk Covid-19 World Health Organization (WHO). Virus ini merupakan kombinasi dari dua virus yaitu Delta dan Omicron. Hal ini terjadi karena seseorang terinfeksi dua jenis virus atau lebih kemudian virus tersebut mengalami pencampuran genetik sehingga menghasilkan virus baru.
Varian Deltacron ini ditemukan sekitar bulan Januari 2022 lalu oleh pakar virus dari Cyprus Leondios Konstrikis yang mengatakan bahwa virus ini merupakan kombinasi antara varian Delta dan Omicron sehingga disebut sebagai Deltacron. gejala yang dialami varian Deltacron ini memiliki gejala yang tidak berbeda dari varian COVID-19 lainnya yaitu:
♥ Demam
♥ Batuk
♥ Kehilangan indra penciuman
♥ Sakit tenggorokan
♥ Sakit kepala
♥ Lemas seperti kelelahan
Apakah sudah ada di Indonesia?
dr Siti Nadia Tarmizi, Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan kasus Deltacron di Indonesia dan beliau mengatakan bahwa hal ini akan menjadi kewaspadaan karena kita tahu varian baru memang akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus. (detikHealth)
Tetap jaga protokol kesehatan ya #LIKMILeaders, Stay Safe & Stay Healthy!